KETIKA AYAH MENANGIS (kisah nyata)
Seorang
penduduk Madinah bercerita : '' Saya seorang pemuda baru menginjak
umur 37 tahun dan sudah menikah. Dan aku dikaruniai Allah beberapa
orang anak. Namun di usiaku yang telah dewasa aku terlalu banyak
melakukan Maksiat kepada Allah. Terutama masalah Shalat berjamaah,
maka aku jarang sekali melaksanakannya di mesjid kecuali kalau ada
acara saja itu pun dalam rangka menjaga namaku saja bukan karena
Allah. Adapun sebabnya, karena aku bersahabat dengan orang-orang
jahat dan tak bermoral, sehingga jadilah Setan sebagai pembimbingku
di hampir seluruh waktuku. Aku
juga memiliki anak yang baru berumur 7 tahun, namanya Marwan, namun
dia dilahirkan dalam keadaan tuli dan bisu, akan tetapi ia menyusui
Iman dari sang Ibu yang juga beriman, istriku. Suatu ketika, aku
berada di rumah bersama anakku, Marwan, seperti biasa aku pun
memikirkan rencana kedepan untuk berfoya-foya bersama kawan-kawanku,
kemana kami hendak pergi jalan-jalan...dan waktu itu tepat ba'da
shalat Maghrib. Anakku, Marwan berbicara kepadaku dengan bahasa
Isyaratnya yang masih lugu itu:'' Ayahku, kenapa engkau tidak ikut
Shalat?'' kemudian ia mengangkat tangannya ke langit, seakan-akan
mengancamku bahwa Allah itu melihat perbuatanmu selama ini...dan
memang anakku itu sering melihatku bermaksiat dan melakukan perbuatan
munkar berkali-kali. Maka akupun dibuat takjub oleh ucapannya yang
masih lugu itu...