Oleh Fauzi Rifaldi Al-Kalimantani
Akhir-akhir ini, serempak media media
nasional maupun internasional memberitakan sebuah tajuk yang berjudul
TERORISME. Sehingga apabila anda membaca
koran ataupun ketika anda berselancar di dunia maya maka headlines-nya pasti
menyajikan berita-berita panas tersebut. Berbagai spekulasi pun bermunculan
seiring dengan bertambahnya korban. Bahkan isunya, mulai muncul benih bebnih
terorisme itu didalam sanubari mulai dari wong cilik hingga professor
sekalipun.
Sebenarnya hal ini tidak mengejutkan bagi
para Ulama’, karena kaum teroris ini sudah diberitakan Rasulullah akan
kemunculannya di akhir zaman. Yang mana mereka telah keluar dari islam walaupun
mulut mereka berbuih membaca AlQuran, sehingga para ulama memberikan sebuah
nama bagi mereka dengan KHAWARIJ artinya orang-orang yang keluar dari aturan Allah
dan Rasulnya. Yang mana akidah khawarij ini mudah mengkafirkan orang lantaran
dosa besar yang ia lakukan, tanpa memperdulikan sebab dan musababnya.
Suatu ketika Ali bin Abi thalib –Radhiyaallahuanhu-
berkata kepada para tentaranya ketika mereka hendak memerangi kaum Khawarij ini
:”Wahai masnusia sekalian ! sesungguhnya diriku pernah mendengar Rasulullah
bersabda “ Akan keluar dari Islam segolongan orang dari umatku yang membaca
AlQuran, yang mana bacaan AlQuran kalian tidak ada apa-apanya dibanding bacaan
Alquran mereka, Shalat kalian pun tidak
ada apa-apanya sama sekali dibanding mereka, Begitu pula puasa kalian, tidak
sebanding sama sekali dengan puasa mereka saking banyaknya, mereka membaca
AlQuran seakan akan mendukung apa yang mereka lakukan padahal tidak demikian,
Akan tetapi Shalat mereka tak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari
Islam sebagaimana melesatnya anak panah dari busurnya.” (HR. Muslim). Didalam
riwayat yang lain (“ Yang mana mereka membunuhi orang-orang beriman, dan
membiarkan hidup para penyembah berhala”). (HR. Bukhari).
Benarlah engkau wahai Rasulullah ! mereka
telah muncul dizaman Ali bin Abi thalib kemudian menghilang, kemudian muncul
lagi dan begitu seterusnya. Mereka gemar membunuhi orang islam dan membiarkan
orang orang kafir. Bahkan Rasulullah menyuruh sahabatnya untuh memerangi kaum
sesat ini dan menjanjikan pahala yang besar bagi tentara yang menumpas mereka.
CIRI-CIRI KHAWARIJ
Diantara ciri mereka sebagaimana yang telah
disebutkan oleh Ulama’.
1. Mengkafirkan pelaku dosa besar.
2. Mengkafirkan orang yang berhukum selain dengan Kitabullah dengan
semena-mena serta menghalalkan darah, harta dan wanitanya pula.
3. Selalu menjelek-jelekkan pemerintahan yang sah dan memberontaknya.
4. Selalu melontarkan Syubhat-syubhat tentang masalah kekafiran yang mana
banyak kaum awam termakan Syubhat tersebut terutama yang Minim Ilmu agama namun
sangat bersemangat didalam agama.
Bantahan terhadap pemikiran Khawarij
Islam sebagai agama yang benar, sangat tentu
tidak pernah mengajarkan kekerasan karena ini sangat bertentangan dengan konsep
islam itu sendiri yang “Rahmatan lil ‘alamin”. Hal ini terbukti di dalam
sejarah, tidak pernah islam memaksa seseorang untuk memeluknya. Bahkan Allah
ta’ala memberikan Hak orang kafir yang hidup dibawah pemerintahan islam dengan
hak yang khusus. Didalam istilah Fiqh dikenal dengan sebutan Kafir Dzimmi
dan kafir Musta’man. Yaitu orang-orang kafir yang didalam perlindungan
pemerintah. Bahkan bagi kafir Harbi/ yang diperangi ketika ia sedang memasuki
wilayah islam maka haram baginya untuk dilukai. Allah ta’ala berfirman “Apabila
diantara orang musyrik itu meminta keamanan, maka berilah keamanan sampai dia
mendengarkan kalamulloh, kemudian kembalikanlah ia ketempatnya yang aman”. (QS.
At-Taubah: 6).
Berkaitan dengan kafir Dzimmi, Rasululloh shollallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ذمة
المسلمين واحدة يسعى بها أدناهم فمن أخفر مسلما فعليه لعنة الله و الملائكة و
الناس أجمعين
“Dzimmah
(janji, keamanan, kehormatan) kaum muslimin adalah satu yang mana orang
tersedikit mereka boleh mengusahakannya, maka barang siapa memutuskannya
maka baginya laknat dari Alloh, para Malaikat dan seluruh manusia”(HR. Bukhari dari sahbat Ali bin Abi thalib).
Juga
sabda beliau : “Barangsiapa yang membunuh kafir Dzimmi maka haram baginya
untuk mencium aroma surga padahal sesungguhnya aroma surga itu tercium dari
jarak 40 tahun perjalanan”.(HR. Bukhari nomor 6516).
KALAU BEGITU SIAPA TERORIS SEBENARNYA?
Kegiatan terorisme sebenarnya tidak hanya ada
dari segolongan kecil umat islam. Namun akibat dari pencitraan negatif media
yang menampilkan orang-orang berjenggot dan berpeci sebagai teroris inilah yang
sebenarnya memunculkan opini publik yang tak bertanggung jawab. Padahal
penampilan seseorang tidak menunjukkan apakah ia teroris atau bukan. Karena
jika demikian, maka berarti setiap yang berjenggot adalah teroris. Termasuk
pula para pahlawan kita seperti Imam bonjol, sisingamaraja bahkan Yesus juga karena
tidak pernah saya melihat foto yesus mencukur jenggotnya. Juga berarti
sebagaimana pelacur tidak berjilbab maka setiap wanita yang tidak berjilbab
adalah pelacur. Juga berarti sebagaimana para koruptor memakai dasi, maka
setiap orang yang memakai dasi maka mereka juga koruptor. Sehingga, runtuhlah
hancur leburlah pendapat orang yang mengatakan bahwa setiap yang berjenggot
dikalangan orang islam adalah teroris.
Seorang dai kondang asal negara Jerman,
Pieere Vogeel berkata:
Siapakah yang
menyulut perang dunia kedua? Apakah orang islam?
Siapakah yang
menjatuhkan bom atom atas Hiroshima (dan Nagasaki)? Apakah orang islam?
Siapakah yang
membantai 20 juta orang aborigin di Australia? Apakah orang islam?
Siapakah yang
membantai lebih dari 100 juta suku indian merah di utara Amerika? Apakah mereka
orang islam?
Dan Siapakah yang
membantai lebih dari lebih dari 50 juta indian merah di Amerika Selatan? Apakah mereka orang islam?
Siapakah yang
mengambil lebih dari 150 juta manusia dari Afrika sebagai budak, yang mana 77 %
dari mereka mati di jalan dan dikubur di lautan atlantik? Apakah orang islam?
Bukan, bukan orang
islam. (Lalu siapa terorisnya?)”.
PENUTUP
Seharusnya kita bangga menampilkan islam yang lurus
dan ramah karena agama kita memerintahkan untuk itu. Lihatlah bagaimana Allah
memerintahkan Nabi musa untuk berkata dengan lembut kepada Fir’aun padahal
Fir’aun orang yang paling kufur dan zalim. Lihatlah kembali surat An-Nazi’at di
juz 30.
Semoga Nasehat ini dapat menjadi pelita bagi kita
didalam mengarungi dunia yang penuh syubhat dan rayuannya. Allahua’lam
Bisshawwab.
-----------
Ditulis oleh Fauzi Rifaldi, mahasiswa S1 Akidah dan
Dakwah Islamic Univ. Of Madinah, KSA.
Posting Komentar